“Tidak ada yang tetap, kecuali perubahan itu sendiri.” Demikianlah bunyi sebuah pameo terkenal. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menghambat perubahan. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengarahkan perubahan dan atau mengantisipasi perubahan.
Banyak buku yang mengupas tentang masalah perubahan dan inovasi seperti: Differentiate Or Die, karangan Jack Trout dan Steve Rivkin; Blue Ocean Strategy karangan W. Chan Kim dan Renée Mauborgne; Change dan Re-code Your Change DNA, keduanya karya Rhenald Kasali, dan masih banyak lagi yang lain.
Salah satu buku yang bagus, inspiring dan mudah dipahami yang mengupas tentang bagaimana menyikapi perubahan adalah Who Moved My Cheese, karangan Spencer Johnson. Meski buku ini sebenarnya termasuk kategori buku cukup lawas, namun content-nya masih tetap relevan dan dapat dimanfaatkan sampai saat ini dan nanti, sehingga saya cantumkan dalam blog ini. Meskipun alasan sebenarnya adalah, karena saya suka buku itu! Hehe.
Buku ini mengupas tentang dua hal berseberangan yang bekerja dalam diri kita, yaitu “sederhana” dan “rumit”, yang ditamsil dan diumpamakan melalui empat tokoh imajiner dalam sebuah kisah fiktif. Empat tokoh tersebut mewakili bagian dari kepribadian manusia, yaitu: Sniff (Endus), Scurry (Lacak), Hem (Kaku) dan Haw (Aman). Sniff dan Scurry digambarkan sebagai dua ekor tikus, sementara Hem dan Haw digambarkan sebagai dua orang kurcaci. Keempatnya hidup dalam labirin-labirin, yang menggambarkan berbagai perubahan dan ketidakpastian. Buku ini banyak mengandung simbolisasi yang indah dan mudah ditangkap.
Kadang kita bertindak seperti Sniff, yang mampu mencium adanya perubahan dengan cepat, atau Scurry yang segera bergegas mengambil tindakan, atau Hem yang menolak serta mengingkari perubahan karena takut perubahan akan mendatangkan hal yang buruk, atau Haw yang baru mencoba beradaptasi dalam keadaan terdesak dan apabila melihat perubahan mendatangkan sesuatu yang lebih baik.
Continue reading →