Permasalahan Seputar Zakat Fithri

Kekeliruan Umum (Khatha’ Syā’i“) dalam Penerjemahan Zakātul Fithr

Di Indonesia, pada umumnya Zakātul Fithr diterjemahkan dengan “Zakat Fithrah”. Hal ini sebenarnya kurang tepat, namun inilah yang terlanjur tersebar di Indonesia. Mungkin hal tersebut dibangun atas anggapan masyarakat bahwa makna `Īdul Fithri adalah kembali kepada kesucian (fithrah). Padahal, anggapan ini kurang tepat. Makna `Īdul Fithri yang lebih tepat adalah kembali berbuka, setelah sebulan lamanya diwajibkan berpuasa. Sehingga terjemahan yang lebih tepat untuk Zakātul Fithr adalah Zakat Fithri, seperti halnya `Īdul Fithri, mengikuti bahasa aslinya. WaLlāhu a’lam.

Pengertian dan Kewajiban Zakat Fithri

Zakātul fithr adalah zakat yang diwajibkan karena berbuka dari bulan Ramadhān. Zakat ini wajib atas tiap-tiap individu muslim: kecil, besar, laki-laki, wanita, merdeka, maupun budak.

Continue reading

‘Polemik’ Lailatul Qadr (Diperbarui)

Di bulan Ramadhan nan mulia ini terdapat satu malam yang ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin, yaitu Lailatul Qadar. Melalui tulisan berikut, kami akan menurunkan pembahasan singkat terkait Lailatul Qadr tersebut. Semoga ada manfaat yang dapat dipetik.

Keutamaan Malam Lailatul Qadr dan Kemuliaan Ilmu

Allah Ta’āla berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿۳ تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’ān) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS. Al-Qadr: 1 – 5]

Cukuplah sebagai keagungan dan kemuliaan Lailatul Qadr bahwa Allah menyebutkan pada malam tersebut al-Qur’ān diturunkan dan malam itu lebih baik dibandingkan seribu bulan.

Coba perhatikan ayat pertama dari surat di atas, lafal kata “al-Qur’ān” tidak disebutkan secara eksplisit dalam ayat, dan sebagai gantinya hanya disebutkan dhamīr (kata ganti) yang menunjukkannya. Pengungkapan (ta’bīr) yang demikian adalah untuk menunjukkan kedekatan, kemuliaan dan ketinggian al-Qur`ān, dan seolah-olah al-Qur`ān tersebut senantiasa hadir dan terpateri di sisi setiap orang, sehingga kekuatan penggunaan kata ganti tersebut setara penyebutannya secara eksplisit, akan tetapi lebih indah dari sisi makna tersirat. WaLlāhu a’lam.

Continue reading

Nuzulul Qur’an: Membaca dan Peradaban!

Salah satu momen terpenting yang terjadi di bulan Ramadhan nan mulia adalah peristiwa diturunkannya al-Qur`ān. Mengingat pentingnya peristiwa tersebut, banyak masyarakat sampai-sampai membuat peringatan ritual terkait peristiwa itu, yang mereka yakini jatuh pada tanggal 17 Ramadhan dan mereka namakan dengan peringatan Nuzūlul Qur`ān. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas kebid’ahan dan ketidaksesuaian acara dimaksud dalam tinjauan syariat—menurut pendapat yang benar in syā-aLlāh. Hal ini mengingat sudah terdapat cukup banyak tulisan dari ulama dan para ustadz yang membahasnya. Tulisan singkat saya kali ini adalah seputar sebagian hikmah dari ayat al-Qur`ān yang pertama kali diturunkan dan korelasinya dengan peradaban manusia.

Continue reading

Sepercik Pelajaran dari Mudik Lebaran

Pada umumnya orang Indonesia rutin pulang ke kampung halaman menjelang ‘Idul Fithri atau Lebaran. Tak peduli betapapun kesulitan dan kesukaran yang dihadapi untuk itu. Berdesak-desakan di kereta, berjubel di bis, kemacetan panjang di perjalanan, sampai menempuh ratusan kilo berbekal sepeda motor dengan risiko kehujanan dan kepanasan, dan hal-hal lain yang tak kalah hebatnya. Semua itu dilakukan dalam rangka merayakan Lebaran di kampung halaman sekaligus untuk ajang silaturrahim terdahsyat dalam setahun bersama sanak keluarga. Seluruh jerih payah itu dilakukan demi terealisirnya satu kata: “pulang”.

Pulang, adalah hal yang dinanti sekaligus merupakan salah satu obat kebahagiaan. Pulang adalah tujuan. Lama tidak pulang dan berada di luar tempat tinggal menimbulkan keresahan dan kegundahan. Contoh sederhana, jika kita berada di kantor beberapa jam lebih lama dibanding biasanya maka kita akan resah dan keinginan untuk pulang menjadi sangat kuat. Betapapun indahnya perjalanan wisata yang kita lakukan, ujung-ujungnya pun kita ingin pulang.

Ada satu temuan menarik yang cukup relevan dengan pembahasan kali ini. Ternyata bayi lebih merasa nyaman jika digendong oleh ibunya pada sisi kiri. Mengapa? Karena detak jantung ibu lebih tertangkap oleh bayi. Detak jantung yang sama yang dulu bayi itu dengarkan sewaktu berada dalam kandungan ibu. Bayi tersebut seakan-akan merasa pulang ke tempat awalnya.

Continue reading